Musik yang sering kita dengar hampir setiap hari berasal dari kata muse yang merupakan para dewi yang melambangkan seni dari dalam mitologi Yunani. Yang Mereka anggap sebagai sumber ilmu pengetahuan dan sebuah inspirasi seni.
Pada awalnya, versi Boeotians menyebutkan hanya ada 3 orang Muse dan mereka hanya tinggal di Gunung Helicon, mereka adalah: Aoide (lagu), Melete (meditasi), Mneme (memori). Tetapi menurut versi yang lebih populer mengatakan bahwa mereka ada sembilan. Muses merupakan anak-anak dari Zeus dan Mnemosyne. Muse lahir setelah Zeus mengawini Mnemosyne selama sembilan hari berturut-turut, mereka lahir dan tinggal di sekitar Peiria.
Lukisan "The Muses Urania dan Clliope Karya Pelukis Simon Vouet |
Mungkin Calliope adalah orang yang paling terkenal dari antara sembilan muses tersebut. Bukan hanya karena Calliope merupakan kakak sulung perempuan, namun karena dia juga yang melahirkan dua musisi hebat, yaitu Orpheus dan Linus, salah satu dari mereka dinamakan Oeagus dari anak Pierus oleh Apollo atau raja Thracian.
Perkembangan Musik
Musik sudah mengalami banyak perjalanan yang sangat panjang. Pada awalnya musik merupakan sebuah media penyembahan kepada dewa-dewa. Namun setelah seiring perkembangan zaman, maka dari definisi musik juga mengalami perkembangan yang bermacam-macam, tergantung dari sejarah, budaya serta tempat tinggal individu tersebut. Sejarah musik adalah 3 bagian :
1. Zaman Purbakala
2. Bangsa Asia dan Timur
3. Yunani Kuno
Definisi Musik
Definisi musik yang berkembang hingga masa sekarang, adalah:
- Bunyi atau kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indra pendengaran kita.
- Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.
- Segala bunyi yang dapat dihasilkan secara sengaja oleh seseorang/kumpulan dan disajikan sebagai musik.
- Beberapa orang menganggap musik sama sekali tidak berwujud.
Semua defenisi dari musik mungkin saja berbeda antara lain dengan satu individu dengan individu lainnya. Hal ini disebabkan karena perbedaan sudut pandang, budaya, tujuan dan latar belakang yang berbeda-beda dari masing-masing individu.
Baca : Suku Kanibal Di Dunia
1. Zaman Purbakala
Sejarah musik sudah dimulai dari zaman purbakala, meskipun kita tidak ada memiliki sumber informasi yang cukup. Pada zaman purbakala atau lazim juga disebut musik primitif ini musik tidak memiliki tujuan tersendiri, seperti yang terjadi di Amerika dan Afrika. Fungsi ini hanyalah sebagai alat saja, di media atau bahan dalam ritual magis mereka.
Flute Purbakala Dari Tulang
Magis pada musik itu mereka tinjau dari tiga segi, yaitu:
- Segi irama, tekanan-tekanan diberi dengan genderang atau bongo.
- Segi pengulangan beberapa kali, menurut aturan yang berlaku dapat diketahui beberapa kali pengulangan yang diperbolehkan.
- Segi permainan sebagaimana semestinya, sudah diatur dan dikhususkan untuk fungsi magis.
Dari ketiga sifat ini sudah terkandung dalam nyanyian dan tari mereka yang dilakukan dengan cermat. Adapun beberapa tarian padri yang ada di pulau Nias, Bali, Afrika atau Amerika membuktikan dalam hal ini.
Musik primitif nantinya akan diikuti oleh musik kuno yang tersebar dari sebagian besar Eropa pada 1500 SM dan kemudian akan menyebar ke seluruh penjuru dunia, meskipun di beberapa belahan dunia sudah ada memiliki musik tersendiri.
Baca : Misteri Tulang Belulang
Perkembangan tersebut juga dipengaruhi oleh adanya sosialisasi yang terjadi pada suatu daerah dengan daerah lain, penerimaan masyarakat terhadap musik tertentu, di dominasi dari peradaban dan kekuasaan kelompok-kelompok masyarakat/suku tertentu yang mempengaruhi perjalanan bentuk dan aliran musik tersebut.
2. Bangsa Asia dan Timur
Tiongkok
Bangsa Tiongkok jgua memiliki catatan tentang musik dari orang-orang Tiongkok pada zaman purba. Ada 483 buku karangan mereka yang masih tersimpan. Mereka sudah menggunakan tangga nada pentatonis, yaitu tangga nada yang terdiri dari lima nada: F, G, A, C, D
Mesir
Tidak ada catatan peninggalan dari zaman Mesir purba. Namun dari peninggalan relief, pahatan serta hiasan yang ada dinding menunjukkan bahwa mereka sudah banyak menggunakan musik. Terdapat banyak gambaran serunai, suling serta instrumen bertali seperti lauto dan harp.
India
Napa primer dari orang Hindi ada 7 buah nada. Mereka membagi tangga nada mereka menjadi 22 bagian yang berbeda dalam satu oktaf. Mereka menggunakan 32 tangga nada pada turunan, dari tangga nada yang bermula dari A. Oleh karena itu, musik India kuno sudah lebih maju bila dibandingkan dengan Tiongkok purba.
Ritual keagamaan merupakan salah satu sifat musik India. Alat musik mereka adalah alat musik petik, vina dan tambur. Para penyanyi memukul vina dan tambura sambil bernyanyi. Prinsip paduan suara primitif juga sudah banyak mereka kenal.
Jawa, Sunda, Bali, Batak dan daerah lain di Indonesia
Gamelan Jawa adalah sebuah orkes besar dengan perkusi sebagai instrumen primernya. Prinsip ini juga sudah nampak pada gamelan Sunda, Bali.
Arab
Interval nada pada musik Arab jgua sudah mencapai pembagian yang halus dalam satu oktafnya. Hanya saja musik Arab tidak setua dengan musik Hindu/India, kira-kira pada tahun 600 SM. Instrumen mereka yang banyak digunakan adalah: lauto, rebab (yang bisa disebut sebagai pendahulu violin pada masa kini), mandolin, psalterium (pendahulu piano).
Palestina
Bangsa Israel juga sudah lama mencintai musik dan nyanyian. Samuel, sekitar tahun 1080 SM sudah memiliki sekolah dan pengetahuan musik dan nyanyi, tujuannya untuk menambah kerohanian para calon pemuka agama tersebut.
3. Yunani Kuno
Alat-alat Musik Dari Zaman Yunani Kuno
Bangsa Yunani dapat disebut juga bangsa pemilik musik kuno yang paling penting. Bangsa Yunani kuno juga terkenal dengan musik. Bangsa Yunani kuno juga menggunakan musik untuk keperluan ritual dan kepercayaan. Lima abad sebelum Masehi, musik Yunani jgua tergolong etnis-religius ini bagi mereka yang sangat tinggi kedudukannya. Musik, puisi dan tarian berhubungan dengan erat.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen petik seperti lyra dan kithara. Instrumen tiup dengan reeds adalah aulos (seperti oboe)